Jakarta (SI Online) - Tindakan pemerintah provinsi DKI
Jakarta membongkar Masjid Baitul Arif di Jatinegara dinilai sebagai
tindakan arogansi yang melecehkan urusan agama. Hal tersebut disampaikan
oleh mantan misionaris Ustadz Bernard Abdul Jabbar kepada Suara Islam Online, Rabu (18/9/2013).
Menurut Bernard, Pemda DKI dalam hal ini Wakil Gubernur, Basuki Tjahja
Purnama (Ahok) sebagai pihak yang keras memerintahkan pembongkaran harus
paham, shalat umat Islam tidak boleh terhenti, dan seharusnya
disediakan dulu tempat penggantinya jika memang harus dibongkar.
"Ahok jangan arogan, padahal dalam agamanya sendiri diajarkan untuk
menghormati agama orang lain. Karena pegang kekuasaan dia jadi membabi
buta melawan masyakarat muslim," ujar mantan penginjil ini.
"Seharusnya gereja-gereja liar yang ia bongkar. Apa dia ga tau banyak
gereja seperti di Jelambar, Kemayoran dan lain-lain yang berdiri tanpa
ijin? Kenapa urusan gereja liar dia diam, tapi nyaring kalo bicara
masjid?" ungkap Bernard.
Sebelumnya, warga sekitar masjid Baitul Arif juga menyesalkan tindakan
pembongkaran tersebut tanpa musyawarah. Salah seorang jamaah masjid
tersebut, Taufan Maulamin, menyesalkan tindakan tersebut. Ia pun membuat
surat terbuka atas keprihatinannya kepada Gubernur DKI.
“Walikota Jakarta Timur telah melakukan pembongkaran Masjid Baitul Arif
tanpa musyawarah dengan tokoh, alim Ulama dan jamaah Masjid Baitul Arif,
RW 1 Kelurahan Kampung Melayu. Sudah 15 hari shalat 5 Waktu dan 2 kali
Jumat tidak dapat dilakukan,” tulis Taufan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar